Perjalanan Sptirual Rosulullah
Maha SuciAllah yang telah memperjalankan hamba-Nyapada suatu malamdari
MasjidilHaram ke Masjidal-Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnyaagar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Isra, Ayat 1)
Hari ini adalah hari ke-17 Ramadhan bertepatan dengan Mikraj Nabi
Muhammad Saw. Berdasarkan ayat-ayat al-Quran dan berbagai riwayat
mutawatir, Rasulullah Saw yang berada di Mekah mampu melakukan
perjalanan dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsa di Baitul Maqdis dalam
satu malam dan kemudian beliau bersama Malaikat Jibril naik ke langit.
Hal itu dilakukan berkat kekuatan dan atas izin Allah Swt.
Dua ayat al-Quran telah menyinggung peristiwa besar tersebut. Surat
al-Isra telah menjelaskan perjalanan beliau (Saw) di bumi, sementara
Surat An-Najm Ayat 13-18 menerangkan bagian kedua dari perjalanan
beliau, yaitu naik ke tujuh langit. Dalam tafsir Majma al-Bayan,
AllamahTabarsi telah menjelaskan ayat-ayat dari surat An-Najm tersebut.
Beliau mengatakan, "Yang populer di kalangan kami adalah Allah Swt telah
membawa Nabi Muhammad Saw ke langit dengan jasad beliau dan dalam
keadaan sadar. "Dengan demikian, Rasulullah Saw melakukan Isra dan
Mikraj dengan tubuh dan ruh beliau.
Di malam Mikraj,
Malaikat Jibril turun menemui Nabi Muhammad Saw dengan membawa
kendaraan bernama "Buraq"untuk beliau. Rasulullah kemudian menaikinya
dan terbang menuju Baitul Maqdis. Dalam perjalanan tersebut, beliau
berhenti di beberapa titik untuk mengerjakan shalat. Tempat-tempat
singgah beliau di antaranya; Madinah –tempat hijrah beliau di
tahun-tahun selanjutnya- Masjid Kufah, Thur Sina dan Baitul Lahm –tempat
kelahiran Nabi Isa as- dan kemudian beliau masuk ke Masjid al-Aqsa.
Salah satu keajaiban yang ditunjukkan Allah Swt kepada Nabi Muhammad
Saw pada malam tersebut adalah arwah para Anbiya, di mana sekitar 45
ribu Nabi berkumpul di Baitul Maqdis dan bermakmum kepada beliau dalam
shalat. Setelah itu, terdengar seruan yang mengatakan, "Wahai Nabi, bertanyalah kepada mereka (Anbiya) yang telah Kami utus sebelum kamu tentang apakah landasan seruan mereka?"Rasulullah Saw kemudian bertanya kepada mereka, dan mereka menjawab, "Dasar dakwah kami adalah `La Ilaha Illallah` dan mengambil janji dari umat kami tentangmu dan saudaramu, Ali."
Setelah itu, Nabi Muhammad Saw memulai perjalanannya ke langit. Beliau
melewati tujuh langit satu persatu, di mana di setiap langit beliau
menyaksikan fenomena-fenomena baru. Terkadang beliau bertemu dengan para
nabi dan malaikat. Di sebagian langit lainnya, beliau menyaksikan surga
dan para penghuninya dan neraka beserta para penghuninya. Setiap
peristiwa tersebut merupakan kenangan dan pelajaran yang sangat berharga
bagi Rasulullah Saw. Peristiwa-peristiwa itu mengandung makna dan
rahasia tertentu dari rahasia-rahasia alam semesta.
Setelah kembali dari Mikraj, beliau mampu melihat dunia dan alam semesta
dengan pandangan yang lebih luas dan terbuka. Beliau juga mampu
berbicara dengan masyarakat dengan bahasa yang berbeda dan dengan hati
yang lebih mengenal tentang luasnya lingkaran penciptaan, sehingga
beliau mampu memikul tanggung jawab besar sebagai Nabi terakhir dan
pembawa risalah penyempurna bagi ajaran-ajaran sebelumnya.
Rasulullah Saw telah menggunakan pengalamannya tentang apa yang beliau
saksikan dan dengarkan dalam Mikraj dengan sebaik-baiknya. Dalam
kesempatan-kesempatan yang tepat, beliau juga menjelaskannya kepada
masyarakat mengenai peristiwa yang beliau saksikan. Selain itu, beliau
menggunakan pengalaman itu untuk memberikan pelajaran dan hidayah kepada
mereka.
Salah satu hal yang menjadi terang bagi Nabi
Muhammad Saw ketika Mikraj adalah tersingkapnya rahasia-rahasia sesuatu,
yaitu sisi batin dan apa-apa yang tampak setelah mati. Rasulullah Saw
bersabda bahwa Allah Swt telah memperlihatkan kepadanya tentang nasib
sekelompok umatnya. Beliau bersabda: aku melihat sekelompok orang yang
memiliki perut yang sangat besar, bahkan mereka tidak mampu berdiri
karena perut yang sangat besar tersebut. Aku bertanya kepada Jibril
tentang mereka. Jibril menjawab bahwa mereka adalah para pemakan riba.
Kemudian aku melewati sekelompok orang yang di depan mereka terdapat
hidangan daging yang bersih dan daging yang kotor, namun mereka memakan
daging yang kotor dan membiarkan yang bersih. Aku bertanya kepada
Jibril, siapakah mereka? Jibril mengatakan, mereka adalah umatmu yang
memakan harta haram dan meminjamkan harta yang halal. Aku melihat
orang-orang yang memasukkan api ke dalam mulut mereka. Setelah aku
bertanya kepada Jibril tentang mereka, Jibril mengatakan bahwa mereka
adalah orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim.
Nabi Muhammad Saw melihat di surga ada para malaikat yang sedang membangun rumah dan gedung mewah. Mereka meletakkan satu bata emas dan satu bata perak. Mereka terkadang berdiri dan tidak bekerja. Aku berkata: apa yang kalian lakukan? Mereka menjawab: kami sedang membuat rumah untuk umatmu. Aku bertanya mengapa kalian terkadang berdiri dan tidak bekerja? Mereka menjawab, setiap umatmu mengucapkan "Subhanallah, wal Hamdulillah, wa Laa Ilaaha Illallah, wallahu Akbar,"kami membangunnya, tetapi ketika umatmu tidak mengatakannya, maka kami hanya berdiri saja.
Dalam kitab Biharul Anwar disebutkan bahwa Amirul Mukminin Ali as
berkata,"Aku dan Fatimah (as) datang kepada Rasulullah (Saw) dan melihat
beliau sedang menangis tersedu-sedu. Fatimah (as) bertanya kepada
beliau tentang penyebab beliau menangis. Rasulullah Saw bersabda: "Suatu
malam ketika aku pergi ke langit (Mikraj), aku melihat
perempuan-perempuan dari umatku yang sedang diazab berat, dan aku
menangis atas beratnya azab yang mereka alami."
Mendengar jawaban Rasulullah Saw, Sayidah Fatimah bertanya kepada
ayahnya itu, "Ayahku tercinta, apa yang telah mereka perbuat sehingga
Allah Swt memberikan azab seperti itu? "Rasulullah Saw menjawab,
perempuan yang digantung dengan rambutnya adalah perempuan yang tidak
menutup rambutnya dari pandangan laki-laki bukan muhrim, dan perempuan
yang digantung dengan lidahnya adalah wanita yang menyakiti suaminya
dengan ucapannya, dan perempuan yang memakan daging tubuhnya sendiri
adalah perempuan yang menghias dirinya untuk laki-laki bukan muhrim,
serta wanita yang berkepala babi dan badannya berbadan keledai adalah
wanita pembohong dan penyebar aib orang lain.
Dalam
Mikraj-nya, Nabi Muhammad Saw melewati langit satu persatu dan di setiap
langit itu beliau bertemu dengan para nabi. Setelah sampai ke suatu
tempat yang terselubung cahaya, Malaikat Jibril berhenti dan kepada
beliau berkata: "Pergilah!" Rasulullah Saw berkata: "Wahai Jibril,
engkau membiarkanku sendiri di tempat seperti ini dan menjauh dariku?"
Jibril berkata, "Wahai Muhammad Saw jika aku ikut ke atas maka sayapku
akan terbakar." Di situlah Allah Swt berbicara kepada kekasih-Nya dan
berdialog panjang.
Salah satu pertanyaan Nabi Muhammad
kepada Allah Swt dalam peristiwa tersebut adalah mengenai amal
perbuatan yang baik. Beliau bertanya: Wahai Tuhan-ku! Amal apakah yang
afdhal? Allah Swt berfirman, "Tidak ada yang lebih mulia di sisiku dari tawakal kepada-Ku dan ridha atas pembagian-Ku."Wahai
Muhammad! Mereka yang saling mencintai karena Aku, maka kecintaan-Ku
meliputi mereka, dan orang-orang yang baik dan belas kasih karena Aku,
dan karena Aku pula mereka menjalin persahabatan, maka Aku mencintai
mereka dan kasih sayang-Ku wajib bagi mereka yang bertawakal kepada-Ku.
Ketahuilah bahwa kecintaan-Ku tidak ada batasnya!
Sekembalinya dari Mikraj, Nabi Muhammad turun ke Baitul Maqdis dan dari sana menuju ke Mekah dengan menunggangi "Buraq."Di
pagi harinya, beliau menjelaskan peristiwa Mikraj kepada masyarakat.
Beliau juga menerangkan kepada masyarakat tentang peristiwa-peristiwa
yang sedang terjadi di antara jalan Mekah dan Baitul Maqdis untuk
membuktikan kebenaran cerita beliau.
Masyarakat
Quraish kepada Nabi Muhammad Saw berkata: terangkan kepada kami tentang
kafilah Quraish. Beliau bersabda, "Aku melihat mereka di tempat
peristirahatan Tan`im (di permulaan Mekah) dan di belakang mereka
menyusul unta abu-abu yang sedang berjalan. Mereka meletakkan tandu di
atas unta dan sekarang sedang memasuki kota Mekah."
Setelah mendengar jawaban tersebut, masyarakat pergi ke lembah Tan`im
dan melihat kafilah yang sedang berjalan seperti yang dikatakan oleh
Rasulullah Saw. Pada hari-hari berikutnya, masyarakat sudah tidak
meragukan lagi tentang tanda-tanda yang diceritakan oleh beliau dan
mereka meyakini bahwa beliau telah melakukan perjalanan dari Mekah ke
Baitul Maqdis berkat mukjizat Allah Swt. (IRIB Indonesia/RA)
Sumber :