Puasa mengolah Jiwa

| |

Banyak tokoh tokoh besar menjalani hidup mereka dengan berbagai ritual salah satunya adalah Puasa, ritual tersebut bertujuan untuk mengolah jiwa dan mengasah batin, rutinitas puasa ini pula yang di istiqomahkan oleh BJ. Habibie Presiden kita yang ketiga, dalam wawancara di sebuah stasiun televisi, beliau mengatakan bahwa sejak muda hingga kini, ia masih membiasakan puasa senin kamis sebagai rutinitas ibadahnya.
Puasa memang memiliki banyak manfaat disambing jalan untuk mendekatkan diri pada pencipta, puasa juga menjadi sarana membangun tatanan sosial yang baik, karena dengan puasa kita bisa merasakan apa yang dirasakan mereka yang kekurangan ekonominya sehingga tidak makan atau minum dalam waktu berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Puasa juga menjadi terapi bagi perut, ibarat mesin, perut kita terus menerus bekerja mengolah makanan yang kita makan setiap harinya sehingga ia membutuhkan waktu untuk beristirahat, nah puasa inilah menjadi ajang peremajaan kembali mesin tersebut, agat mesin ini bisa kembali bekerja dengan maksimal nantinya. Dalam sebuah riwayat hadist juga disebutkan “Sumu tashihu” puasa itu menyehatkan, walau riwayat hadis ini masih dipertentangakan keshahihahnya, namun hadist ini masih patut kita pakai dalam konteks fadhail a’mal seperti puasa.
Secara umum ada beberapa jenis puasa, yaitu puasa wajib, puasa sunnah, puasa haram dan puasa makruh, pada kesempatan kali ini, agar lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu :
Puasa Wajib
Puasa wajib merupakan puasa yang menjadi kewajiban bagi setiap muslim yang sudah baligh, puasa ini bisa jadi wajib karena waktu, seperti masuknya bulan Ramadhan, maka mewajibkan kita untuk puasa pada bulan tersebut, atau wajib karena pelanggaran yaitu puasa kafarat, atau puasa wajib karena seseorang mewajibkan puasa atas dirinya, atau yang kita kenal dengan puasa nazar
Puasa Haram
Yang dimaksud puasa haram yaitu seseorang dilarang berpuasa pada saat ini atau karena sebab ini. Diantaranya :
Puasa pada Hari Raya
Kita semua dilarang berpuasa pada hari raya Idul Fitri atau Idul Adha. Sebagaimana dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda : “sesungguhnya Rasulullah mengharamkan puasa pada dua hari raya, Idul Fitri dan Idul Adha” (HR.Mutafaqun Alaih). Para ulama juga telah sepakat bahwa haram hukumnya berpua pada dua hari raya ini dan apabila seseorang berpuasa, maka puasanya tidak akan sah, dan apabila ia bernazar unutuk berpuasa pada hari raya ini, maka nazarnya tidak sah juga dan tidak akan dikenakan sangsi apa-apa.
Puasa pada Hari Tasyriq
Hari tasyriq adalah hari kedua, ketiga, dan keempat setelah hari raya Idul Adha (11,12, dan 13 Zulhijjah). Disebut juga dengan hari Mina, karena pada saat itu para jamaah hari sedang berada di Mina.
Puasa pada Hari Syak
Hari Syak adalah hari 30 syakban, dimana semua pihak ragu apakah itu sudah masuk Ramadhan atau masih syakban. Diharamkan puasa pada hari ini dengan niat bahwa itu Ramadhan, atau asal berpuasa sunnah tanpa ada sebab apa pun. Tapi dibolehkan berpuasa pada hari itu kalau memang pada hari sebelumnya kita sering melakukan puasa puasa sunnah seperti puasa senin kamis artau puasa daud.
Puasa sunnah Wanita tanpa izin suami
Diharamkan pula bagi seorang wanita berpuasa sunnah tanpa seizin suaminya, apabila ia berpuasa maka puasanya sah sementara ia berdosa, ini dimaksudkan untuk menjaga agar hajad suaminya tetap terpenuhi. Akan tetapi kalau kekhawatiran ini tidak ada, maka dia tidak haram berpuasa. Sebagaimana sabda Rasul “Tidak halal bagi seorang wanita berpuasa sunnah, sedangkan suaminya ada, kecuali dengan izinnya. (HR. Mutafaqqun alaih)”
Puasa sunnah
Puasa adalah salah satu cara bertaqarrub dengan Allah. Karena itulah puasa memiliki tempat yang sangat mulia bahkan ia langsung dinilai oleh Allah. Sebagaimana yang tertera dalam hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Allah berfirman, semua amalan manusia akan kembali untuknya, kecuali puasa. Puasa itu bagiku, dan aku yang akan membalasnya” (HR. Bukhari Muslim)
Puasa hari Arafah
Yaitu hari ke-9 zulhijjah, disunahkan berpuasa bagi yang tidak melaksanakan ibadah haji. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan puasa Arafah, “Menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang” (HR. Muslim). Hari arafah adalah hari termulia diantara lain pada hari ini pula dosa-dosa diampuni Allah serta dikabulkan segala do’a.
Puasa 6 hari bulan Syawal
Yaitu enam hari pada bulan syawal, baik berturut – turut maupun tidak. Keutamaan puasa ini seperti disebutkan dalam sabda Rasulullah; “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian meneruskan dengan enam hari bulan syawal, maka seakan-akan dia telah berpuasa sepanjang tahun” (HR. Muslim)
Puasa hari Asyura dan Tasu’a
Hari Asyura adalah tanggal 10 bulan Muharram, dan hari Tasua adalah tanggal 9 bulan Muharram. Disunnahkan kita berpuasa pada hari ini, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah. Keutamaan berpuasa pada hari ini, sebagaimana yang disebutkan pada hadis Rasulullah, “Menghapus dosa-dosa setahun yang lalu”(HR.Muslim). dosa-dosa yang dimaksud dalam hadist tersebut adalah dosa-dosa kecil yang kita lakukan sepanjang tahun.
Puasa Biith
Yaitu puasa tiga hari pada pertengahan setiap bulan qomariah, 13,14 dan 15. Selain itu, disunnahkan juga berpuasa tiga hari setiap bulan, baik itu pada tanggal diatas ataupun pada hari-hari lainnya, yang penting tiga hari. Disebut puasa Buith (putih) karena pada tanggal itu, malam hari diterangi oleh warna putih bulan purnama.
Puasa senin dan kamis
Disunnankan pula kita untuk berpuasa pada hari senin dan kamis setiap minggu, karena Rasulullah selalu berpuasa pada hari-hari itu, dan menganjurkan kita berpuasa. Dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Amalan manusia dilaporkan setiap hari senin dan kamis, aku senang saat amalanku dilaporkan dan aku sedang berpuasa” (HR.Tirmidzi)
Puasa pada bulan Haram dan Syaban
Disunnahkan pula agar kita berpuasa pada bulan-bulan haram, yaitu Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram, Rajab. Disunnahkan pula berpuasa pada bulan sya’ban seperti yang diriwayatkan oleh Aisyah ummul Mukminin, “Dulu Rasulullah SAW selalu berpuasa, sampai-sampai kami mengatakan dia tidak pernah berbuka. Dan dia tidak berpuasa, sampai-sampai kami mengatakan dia tidak pernah puasa. Aku tidak pernah melihat ia berpuasa sebulan Penuh kecualai Ramadhan, dan akn tidak pernah melihat ia berpuasa sebanyak dia puasa di bulan sya’ban. (HR. Bukhri).
Hadist ini tidak bertentangan dengan larangan puasa bulan sya’ban yang telah disebut diatas, yang dilarang adalah mengkhususkan puasa hanya pada pertengahan akhir syakban. Tetapi apabila sering berpuasa seperti yang dilakukan Rasulullah, maka itu tidak menjadi masalah.
Puasa Dawud
Yaitu sehari puasa sehari tidak, dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda; “Puasa yang paling disukai Allah adalah puasa nabi Daud, dan shalat yang paling disukai Allah adalah shalat nabi Daud. Dia tidur setengah malam, shalat sepertiganya, dan tidur seperenamnya. Dia juga berpuasa sehari dan berbuka sehari” (HR.Abu Daud)
Puasa 10 hari pertama bulan Zulhijjah
Dalam hadist riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada hari untuk mengerjakan amalan shaleh yang paling dicintai Allah selain hari ini (HR.Bukhari), maksudnya 10 hari awal zulhijjah
Puasa Makruh
Puasa makruh adalah puasa yang dilarang oleh syari’ah, tetapi larangannya tidak terlalu tegas, dan dianjurkan untuk tidak dikerjakan. Kebanyakan puasa seperti ini makruh bukan karena puasanya melainkan karena waktu ada kondisi orang yang berpuasa.
Sengaja berpuasa pada hari jum’at
Dimakruhkan mengkhususkan atau sengaja puasa pada hari jum’at, karena hari jum’at adalah hari do’a dan ibadah dan sangat dianjurkan untuk bershalawat dengan sebanyak-banyaknya utnuk Rasulullah pada hari ini. Kecuali jika ia berpuasa pada hari sebelumnya atau setelahnya, maka itu tidak dimakruhkan, atau hari jum’at bertepatan dengan hari nazarnya, maka puasa tersebut tidak makruh. Demikian juga dengan mengkhususkan berpuasa pada hari sabtu atau minggu kecuali berpuasa pada hari sebelumnya atau setelahnya, maka ini dibolehkan
Puasa Dahr
Yaitu puasa setiap hari kecuali hari-hari yang dilarang puasa, puasa seperti ini juga masuk dalam kategori puasa yang dimakruhkan
Puasa orang dalam keadaan sempit
Dimakruhkan juga berpuasa bagi orang yang berada dalam kondisi yang tidak baik sehingga memungkinkan mendatangkan mudhorat seperti orang sakit, ibu hamil, menyusui atau musafir. Mereka yang masuk dalam kategori tersebut makruh berpuasa jika puasa tersebut menyusahkan mereka.
Demikian paparan mengenai jenis-jenis puasa dalam Islam, kiranya moment Ramadhan ini dapat menjadi latihan awal bagi kita untuk kiranya mampu membiasakan puasa sunnah nantinya selepas Ramadhan. Karena puasa Ramadhan ini ibarat pelatihan atau training dari Allah bagi kita untuk mengelola jiwa sehingga nantinya goal atau tujuan dari puasa tersebut tercapai yaitu “Menjadi Pribadi yang Sholeh/ Muttaqun” karena sejatinya puasa adalah untuk hidup, yaitu melatih kita memenej diri dengan baik, melatih kita mengelola nafsu untuk kepentingan yang diperbolehkan Tuhan. 

Sumber :  http://edukasi.kompasiana.com


Share/Bookmark
Diposting oleh nu ponorogo pada 06:44. dalam kategori . Anda juga dapat mengikuti di RSS 2.0. dan silahkan tinggalkan komentar

baca juga :



0 comments for "Puasa mengolah Jiwa"

Leave a reply